-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Senin, 17 November 2025—setelah sukses digelar di berbagai wilayah seperti

Tuesday, 18 November 2025 | 09:18 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-18T02:18:40Z

 


Bengkulu (2022), Nusa Tenggara Barat (2023), dan Makassar (2024), Festival

Komunitas Seni Media (FKSM 2025) diselenggarakan di Kompleks Gudang Pelabuhan PT

Pelindo, Cirebon pada 17-23 November 2025. Gelaran akbar yang bertajuk “Rentang Lawang” ini melibatkan banyak seniman, komunitas, dan pelajar dari Cirebon.


FKSM 2025 Cirebon menjadi

ruang pertemuan praktik seni lintas disiplin yang bersandar pada eksplorasi media dan

dialog komunitas. Festival ini akan menghadirkan pameran seni media, pertunjukan

silang-media, panggung senja (musik dan seni tradisi), tari, lokakarya, diskusi, layar

tancap, permainan tradisional, dan aktivasi komunitas.


FKSM 2025 Cirebon adalah program Kementerian Kebudayaan Republik

Indonesia, Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan

Kebudayaan, yang menghadirkan seni media dan pertunjukan silang media. Dalam hal ini, Kementerian Kebudayaan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kota Cirebon dan PT Pelindo.


Cirebon dipilih sebagai tempat berlangsungnya FKSM 2025 karena sejarahnya

yang panjang sebagai kota yang sarat pertemuan. Secara geografis, Cirebon menjadi

titik silang wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Cirebon juga merupakan ruang pertemuan dan berkumpulnya bermacam budaya yang saling mempengaruhi. Di sana

gelombang pertemuan menautkan pedagang dan penyebar agama, budaya pesisir dan

spiritualitas, sampai lokalitas dan kosmopolitanisme. Di titik ini, Cirebon adalah pintu

terbuka bagi berbagai budaya manusia.


“Festival Komunitas Seni Media menjadi ruang penting bagi pertemuan gagasan,

praktik, dan keberagaman ekspresi dari berbagai daerah di Indonesia. Tahun ini,

dengan tema ‘Rentang Lawang’, kami ingin membuka pintu-pintu dialog lintas disiplin

dan lintas budaya yang tidak hanya menampilkan karya, tetapi juga memperkuat

jejaring komunitas serta memperluas akses masyarakat terhadap praktik seni media

kontemporer. Dan Cirebon adalah tempat

yang tepat untuk merayakan semangat keterhubungan dan kebudayaan yang terus

tumbuh itu,” tegas Ahmad Mahendra, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan

Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.


Di tiap tahunnya, FKSM mengandalkan dialog bersama komunitas lokal untuk

menggali tema kuratorialnya. Sebab itu, Dewan Kurator memilih tajuk “Rentang

Lawang” menjadi tema kuratorial tahun ini. “Rentang Lawang” adalah portal imajiner

untuk melintasi sejarah Cirebon. “Lawang” disini tidak hanya hadir secara arsitektural, tetapi juga hadir sebagai portal konseptual: suatu medan ambang antara satu ruang

dan ruang lainnya, antara dunia material dengan dunia pengetahuan dan kebudayaan,

antara waktu lampau dan kemungkinan yang akan datang. Dengan ini, “Rentang

Lawang” menjadi simbol

transisi, transformasi, dan keterhubungan lintas dimensi kebudayaan Cirebon secara

spesifik.


“Melalui Festival Komunitas Seni Media, kami berupaya membangun dialog yang

berkelanjutan antara seniman, komunitas, dan masyarakat luas melalui praktik seni

media. FKSM 2025 di Cirebon menjadi forum pertemuan lintas pengetahuan dan lintas

budaya, di mana teknologi, estetika, dan kehidupan sehari-hari saling berkelindan.

Tajuk ‘Rentang Lawang’ kami maknai sebagai portal konseptual untuk menelusuri

berbagai simpul kebudayaan Cirebon, yang mempertemukan materialitas dan

spiritualitas, lokalitas dan kosmopolitanisme.”, tegas Yudi Ahmad Tajudin, Direktur

Festival Komunitas Seni Media 2025.


Sebagai “lawang”, karya-karya dalam FKSM 2025 Cirebon menghadirkan ruang

kemungkinan yang berkelindan di antara bermacam lawang. Baik dalam bentuk

realitas, tegangan arsip, sejarah, mitos dan lainnya melalui presentasi dan bentuk

komunikasi seni hari ini. Pendekatan penciptaan yang dilakukan seniman dalam tiap

pengkaryaan, juga menunjukkan sesuatu yang beragam. Mulai dari produksi, baik

kolektif maupun individu, maupun pelibatan warga.

Dewan Kurator Festival Komunitas Seni Media 2025 Cirebon yaitu: Bob Edrian,

Ignatia Nilu, Izhar Fathurrohim Wijaya, Mega Nur, Shohifur Ridho’i, dan Christine Toelle.


Tajuk “Rentang Lawang” diterjemahkan melalui 20 karya eksperimentasi seni media

yang diisi oleh 8 karya individual, 9 karya kolaborasi, dan 3 karya kolektif. Keseluruhan

partisipan mewakili sebaran daerah dari Jawa Barat sampai Bukittinggi.

Seniman-seniman tersebut adalah Angelissa Melissa (Depok), Arum Dayu

(Bandung), Azizah Diah Aprilya (Makassar), Ghufron (Pasuruan), Komunitas Api-Api

(Bukittinggi), Tromarama (Bandung-Jakarta), Situasionist Under-Record (Samarinda-Yogyakarta-Cirebon), Rully Shabara (Palu/Yogyakarta), Perempuan

Komponis x Paul Kiram (Padang Panjang), Made Casta (Cirebon) x Hafiz Maha

(Jakarta), Iftikhar Ahmad Rajiwe (Sulawesi/Cirebon), Jompet Kuswidananto

(Yogyakarta) x Wibowo (Yogyakarta) x Ikbal Lubys (Yogyakarta), Toyol Dolanan Nuklir


(Sidoarjo), Irene Agrivina (Yogyakarta), Radi Arwinda (Bandung) x Ramdan Kurnia

(Bandung/Cirebon), dan Ozy Sabbit (Cirebon) x Ade Bedul (Cirebon) x Sembilan

Matahari (Bandung) x Tri Novitasari (Indramayu.

Selanjutnya ada juga kolaborasi seniman-seniman Cirebon dan Kuningan: Ellsa

Berlandha, Farida Mahri, Hadi Purnomo, Taufik, Adam Sudewo, Bella Meilida Amaliyah,

Farihin Niskala, Nurjaji, Raisja Dermawan, Ivan Ardhi Permana, Krisna Sahwono, Melva

Prietta, Nurhasanah Sawil, Wasnadi, Maulana Prasaja, Muhammad Rizki Mubarrak,

Nurkamal Siddiq, Regita Ayu, dan Tiray Reynita Fetri.

Iklan Multiplex

×
Berita Terbaru Update