Ini Asal Usul Penyebutan Kuwu di Cirebon - cirebon.co

Breaking

Friday 15 September 2023

Ini Asal Usul Penyebutan Kuwu di Cirebon


Penyebutan nama Kepala Desa (Kades) di wilayah Cirebon dan sekitarnya, lebih lumrah dengan sebutan Kuwu. Penyebutan nama kuwu ini, bukan hanya dalam sebutan saja, namun juga sudah masuk dalam ketetapan penyebutan secara administrative.

Oleh karena itu, sejumlah kantor desa di Cirebon, bukan ditulis dengan Kantor Kepala Desa, melainkan ditulis dengan Kantor Kuwu. Begitupun dalam hal surat menyurat dan keperluan administrasi lainnya. Penggunaan istilah Kuwu, sudah disahkan dan diakui oleh pemerintahan.


Sebenarnya, penggunaan istilah local untuk urusan administrasi wilayah dan pemerintahan, bukan hanya terjadi di Cirebon saja. Namun juga ada penyebutan-penyebutan local di wilayah lainnya, yang akhirnya digunakan sebagai penyebutan secara administratif.


Seperti halnya yang terjadi di wilayah Provinsis Sumatera Barat. Di provinsi tersebut, ada sebuah wilayah yang disebut dengan Nagari. Nagari adalah pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.


Istilah nagari menggantikan istilah desa, yang sebelumnya dipergunakan di seluruh provinsi-provinsi lain di Indonesia. Nagari adalah kesatuan penduduk hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang sebagai mengatur dan mengurus kebutuhan penduduk setempat, berlandaskan asal-usul dan norma budaya istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Asal Usul Penyebutan Kuwu


Sedangkan asal usul penyebutan Kuwu, karena mulanya Cirebon merupakan sebuah wilayah pedesaan yang berada di bawah kekuasaan Pajajaran yang dikepalai oleh Ki Kuwu Cerbon. Kuwu merupakan sebutan untuk pemimpin wilayah saat itu.


Wilayah Tegal Alang-alang yang merupakan cikal bakal berdirinya Cirebon, saat itu membutuhkan pemimpin dikarenakan sudah banyaknya warga yang mendiami wilayah tersebut.


Penggunaan kata Kuwu untuk mewakili dari nama sebuah pemimpin wilayah,  karena model pemerintahan desa pada saat itu berbentuk pekuwon (pakuwuhan) sesuai bentuk pemerintahan yang telah diatur oleh kerajaan pusatnya, yaitu kerajaan Pakuwan Pajajaran.


Mulai saat itu, nama kepala daerah bawahan bukan lagi disebut sebagai Ki Gede tapi Ki Kuwu dan Ki Danu Sela menjadi Kuwu pertama di Cirebon dengan wakilnya yaitu pangeran Walangsungsang.


Sepeninggal Ki Danu Sela, Ki Kuwu Cirebon selanjutnya dipegang oleh Pangeran Walangsungsang yang biasa dikenal juga dengan Pangeran Cakrabuana.


Dia merupakan Uwak dari Sunan Gunung Jati,  kakak dari Nyi Rara Santang yang tidak lain adalah ibu dari Sunan Gunung Jati.  Banyak nama lain yang dimiliki oleh Pangeran Walangsungsang selain Pangeran Cakra Buana maupun Ki Kuwu Cerbon.


Nama lain yang dimiliki oleh Pangeran Walangsungsang seperti nama Ki Samadullah yang diberikan oleh Syekh Datuk Kahfi, ketika pangeran walangsungsang berguru pada ulama yang berasal dari Mekkah tersebut. 


Pada saat Pangeran Walangsungsang dan Lara Santang menunanikan Ibadah Haji, Pangeran Walangsungsang memiliki gelar Abdullah Iman, sedangkan adiknya yaitu Syarifah Mudaim. 

No comments:

Post a Comment